Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku berlandaskan pemikiran bahwa
keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap dan
bertindak pemimpin yang bersangkutan. Gaya bersikap dan bertindak akan nampak
dari cara melakukan sesuatu pekerjaan, antara lain akan nampak dari cara
memberikan perintah, cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara membuat
keputusan, cara mendorong semangat bawahannya, cara memberikan bimbingan, cara
menegakkan disiplin, cara mengawasi pekerjaan bawahannya, cara meminta laporan
dari bawahannya, cara memimpin rapat, cara menegur kesalahan bawahannya, dan
lain sebagainya.
Apabila dalam melakukan kegiatan tersebut pemimpin
menempuh dengan cara tegas, keras, sepihak, yang penting tugas selesai dengan
baik, yang bersalah langsung dihukum, maka gaya kepemimpinan seperti itu
cenderung dinamakan gaya kepemimpinan otoriter. Sebaliknya apabila dalam
melakukan kegiatan tersebut pemimpin melakukannya dengan cara halus, simpatik,
interaksi timbal balik, melakukan ajakan, menghargai pendapat, memperhatikan
perasaan, membina hubungan serasi, maka gaya kepemimpinan ini cenderung
dinamakan gaya kepemimpinan demokratis.
Pandangan klasik menganggap setiap pegawai itu pasif,
malas, enggan bekerja, takut memikul tanggung jawab, tiada keberanian membuat
keputusan, tiada bersemangat untuk menemukan berbagai cara kerja baru, bekerja
berdasarkan perintah atasan semata-mata, melakukan pekerjaan dengan
mengutamakan imbalan materi, sering mangkir dengan berbagai alasan yang tidak
masuk akal, sering memberikan laporan yang tidak sesuai dengan kenyataan, suka
memfitnah, suka menipu diri sendiri.
Sebaliknya pandangan modern menganggap para pegawai
itu sebagai manusia yang memiliki perasaan, emosi jiwa, kehendak yang patut
dihargai, memerlukan hubungan serasi, perlu diperhatikan kebutuhannya, pada
umumnya gemar bekerja, aktif, besar rasa tanggung jawabnya, rajin, disiplin,
tinggi tingkat pengabdiannya, banyak gagasan baru, lebih menitikberatkan pada
hal yang positif dalam hubungan dengan pihak lain.
Dua macam pandangan tersebut menimbulkan adanya
gaya kepemimpinan yang berbeda. Pandangan klasik lebih mengutamakan gaya
otoriter, sedang pandangan modern lebih mengutamakan gaya demokratis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar